Permainan Masa Kecil
Masih Ingatkah banyak permainan masa kecil terutama anak tahun 90an yang sudah hampir punah ditelan oleh zaman. Anak kecil jaman sekarang sudah kebanyakan banyak memainkan gadget daripada harus keluar bermain bersama teman-teman rumah. Mungkin banyak anak-anak 90an yang menyayangkan hampir punahnya permainan saat kecil mereka yang banyak mengeluarkan keringat dan lupa waktu. Beberapa permainan tahun 90an sebelum ada gadget:
1.
Galasin
Mungkin di tempat lain namanya gobak sodor.
Permainan ini cukup familiar. Bisa menampung jumlah peserta yang banyak. Tidak
perlu alat bantu sama sekali, karena memang tidak menggunakan alat apapun.
Peserta terdiri dari dua grup. Grup jaga, dan
grup yang main. Filosofinya permainan ini sih, pertahanan, kewaspadaan dan
strategi menembus penjagaan lawan.
Cara mainnya, pertama buat dulu kotak yang
cukup besar di tanah, cukup digaris pakai kayu. Tekan kayu agak keras ke tanah,
biar garis yang dibuat tidak mudah hilang. Kotak tersebut kemudian dibagi
menjadi enam bagian atau lebih ( tergantung jumlah pemain). Kalau mau gampang
gunakan saja lapangan badminton atau lapangan bulu tangkis, biasanya kan sudah
ada kotak-kotaknya, jadi lebih jelas garisnya.Masing-masing garis dijaga oleh
satu orang. Anak yang berjaga digaris horizontal hanya boleh bergerak ke kiri
dan ke kanan. Sedangkan anak yang berjaga di garis vertical boleh bergerrak
bebas, bahkan sampai ke luar kotak yang dibuat. Jadi ini posisi yang paling
berbahaya.
Aturan main, grup yang lebih dulu main harus
bisa menerobos pertahanan lawan sampai keluar kotak. Pemain dianggap kalah jika
ada salah satu pemain yang terkena senggol oleh grup jaga. Jadi mesti berhati-hati dan
bergerak cepat. Untuk memenangkan permainan seluruh pemaian harus lolos sampai
keluar dari kotak, maka grup tersebut dinyatakan menang.
Strateginya sih., garis yang dijaga kan
lumayan panjang, jadi saat masuk kotak pertama usahakan mengecoh penjaga dengan
membuat ia sibuk menjaga seseorang sehingga yang lain bisa bebas lewat. Lucunya terkadang si pemain sudah
berhati-hati untuk tidak terkena senggol oleh penjaga garis horizontal namun
tiba-tiba saja dia disambar oleh penjaga garis vertical yang bebas bergerak
kemana pun. Ini mengajarkan kita untuk tidak boleh lengah jika sudah bebas dari
sebuah rintangan.
Permainan ini bisa membuat keringat mengucur
jelas. Semakin gesit si pemain semakin gampang ia memenangkan permainan. Dulu kalau hari libur, bisa seharian saya main
galasin. Pulang-pulang badan hitam karena tersengat matahari.
2. Kuda Tungging
Dari namanya saja sudah jelas ya permainannya, ya
seperti kuda nungging. Tidak ada peralatan yang digunakan. Satu-satunya yag
harus ada adalah tempat bersandar yang kokoh, usahakan bukan dinding. Biasanya
dipakai tiang listrik atau pohon kelapa.
Seperti biasa, pemain dibagi menjadi dua grup,
masing-masing berjumlah 4 sampai enam orang. Lebih banyak juga bisa, tapi nanti
kudanya terlalu panjang. Lakukan hompimpa sebelum memulai permianan. Yang kalah
bertugas menjadi kuda tungging, sedangkan yang menang bertugas menaiki
kudanya.
Jadi misalnya satu grup terdiri dari 5 orang, 4 orang
akan menjadi kuda, dengan cara menunduk seperti posisi rukuk, dan berpegangan
ke pinggang kuda di depannya. Kuda terdepan berpegangan ke salah satu anggota
yang berdiri dan bersandar di tiang listrik atau pohon kelapa tadi, tujuannya
agar kuda-kudanya kuat. Akan terbentuk formasi 4 kuda yang nungging. Yang harus
diperhatikan, usahakan kepala terlindungi.
Kemudian pihak pemain yang terdisi dari 5 orang juga,
harus naik ke atas kuda. Semua peserta harus naik dan bertahan di atas punggung
kuda sampai salah seorang melakukan suit dengan peserta jaga yang berdiri di
tiang listrik.
Nah kebayang susahnya kan. Kudanya Cuma 4, tapi yang
naik harus lima orang. Strategi yang harus dipakai, si penunggang kuda pertama
harus bisa melompat jauh ke depan, agar temannya yang di belakang , semua bisa
naik ke atas punggung kuda. Terkadang kejadian, si penunggang pertama tidak
cukup lompatannya, sehingga ia nyangkut di punggung kuda keempat. Akibatnya,
empat orang teman berikutnya akan menumpuk di kuda nomor empat. Disini adu
fisik terjadi. Antara kuda nomor empat yang diganduli 5 pemain, atau 5 pemain
akan satu persatu jatuh, karena tumpukan yang tinggi.
Kalah-menang ditentukan oleh beberapa hal. Siapa yang
menang suit dia yang menang. Atau siapa yang jatuh dari punggung kuda
maka grupnya kalah. Atau si kuda tumbang, itu juga bisa menyebabkan kekalahan.
Kalau saya pikir-pikir sekarang sebenarnya permainan
ini bahaya banget. Karena bisa tanpa sengaja kaki penunggang kuda menendang
kepala kuda.
Seingat saya, ini adalah permainan yag paling saya
sukai. Karena disini benar-benar dibutuhkan strategi dan perhitungan yang
matang agar seluruh pemain bisa naik di atas punggung kuda. Termasuk pemilihan
siapa yang menjadi kuda dan siapa yang bertugas berdiri di tiang listrik
tanpa menjadi kuda. Tugasnya hanya melakukan suit. Nah disini beratnya,
kelanjutan permainan sangat bergantung pada hasil suit. Siapa yang menang akan
menjadi penunggang kuda. Sedangkan yang kalah menjadi kuda kembali. Permainan
ini juga mengajarkan arti kerjasama dan saling menguatkan.
3. Kucing
dan Tikus
Sesuai namanya sudah bisa dibayangkan ya gimana
permainannya. Persis seperti adegan Tom and Jerry di TV. Kejar-kejaran antara
si kucing dan si tikus.
Sekelompok anak membentuk lingkaran. Pertama si tikus
berada di dalam lingkaran, sedangkan si kucing di luar. Tugasnya anak yang
membentuk lingkaran adalah melindungi si tikus agar tidak dapat ditangkap
kucing. Sementara si Kucing harus berusaha keras untuk emnagkap tikus. Jadi
saat si tikus berada di dalam lingkaran, kucing akan berusaha menerobos masuk.
Anak-anak di lingkaran akan berusaha menghalanginya dengan merapatkan
lingkaran. Namun karena si kucing cerdik, suatu saat dia bisa masuk ke
lingkaran. Saat itulah si tikus harus keluar dari lingkaran. Kalau tikus lagi
ada di luar lingkaran, kucing harus dikurung di dalam. Namun ada kalanya karena
kegesitan kucing, mereka bisa sama-sama berada di luar. Kejar-kejaran pun tak
terelakkan.
Permainan berakhir saat si tikus tertangkap oleh
kucing.
Gila, ni permainan, bikin ngos-ngosan dan bikin suara
hilang. Karena kita pasti teriak-teriak ‘
“Awas kus, cepet lari, aaaaaa”
“ Masuk sini masuk cepetaaan “
4. Engklek
Ini permainan perorangan. Hanya untuk dua orang anak,
biasanya sih hanya anak perempuan yang memainkan permainan ini. Pertama dibuat
dulu gambar di tanah dengan pola manusia. Ada kepalanya, bahu, dada, rok, dan
kaki. Terdiri dari kotak-kotak.
Permainan dimulai dengan melempar gacok ( sejenis
kuaci yang besar), bisa juga dengan batu. Gacok tersebut tidak boleh melewati
kotak-kotak yang digambar, harus didalmnya. Kemudian si anak akan
melompat-lompat dengan satu kaki, untuk mengambil gacok tersebut. Saat tiba di
rok, ia boleh menapak dengan dua kaki, begitu juga dengan bagian bahu.
Mula-mula gacok dilempar di bagian kaki, kemudian rok,
dada, bahu terakhir kepala. Setelah semua berhasil dilalui, tahap berikutnya
adalah, ngambil bintang. Si anak berdiri membelakangi gambar. Kemudian ia
melempar gacok melewati kepala. DImana gacok tersebut jatuh, disitu menjadi
bintangnya. Bagian yang sudah menjadi bintangnya, tidak boleh diinjak lawan
mainnya. Sehingga semakin banyak dia mendapat bintang, lawannya akan kesulitan
melalui gambar tadi. Kalau semua sudah penuh bintang, maka dilanjutkan ke
bulan. Di buat lingkaran di atas kepala. Begitu seterusnya. Yang kalah adalah
anak yang tidak berhasil mengambil gacoknya dan kembali keluar gambar dengan
selamat.
***
Nah itulah
beberapa permainan yang dulu sering saya mainkan saat kecil. Masing-masing
permainan memiliki kekhasan tersendiri. Mungkin di beberapa daerah namanya bisa
berbeda dengan aturan main yang berbeda pula. Disitulah enaknya, aturannya bisa
dibuat suka-suka.
Dengan begitu
banyaknya permainan yang sungguh seru tersebut, masa liburan sekolah terasa
sebentar sekali. Setiap hari, permainan selalu berganti-ganti tergantung
kesepakatan bersama. Jadi ngga ada yang namanya egois, mau menang sendiri. Lah
peserta nya harus rame gitu, jadi semua harus sepakat untuk memilih permainan
yang mau dilakukan.
Tapi yang pasti
ada satu persamaan dari semua permaian tersebut. Sama-sama tidak butuh uang
untuk memainkannya. Cukup halaman rumah dan pemain yang banyak.
Banyak hal yang
bisa dipelajari dari permainan-permainan itu. Kita belajar kerja sama,
kebersamaan, setia kawan, strategi, berfikir cepat.
Walaupun
kelihatannya sederhana sebenarnya banyak filosofi yang bisa diambil. Contohnya
saja permainan engklek, dibutuhkan strategi dan berfikir cepat untuk menentukan
langkah berikutnya. Demikain juga kuda tungging, walaupun kelihatannya hanya naikin
badan kawan, namun harus ada cara yang jitu agar seluruh pemain bisa berada di
atas kuda.
Permainan
tersebut juga melatih cara berfikir dan logika. Bisa juga membuat anak-anak
menjadi kreatif dengan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya menjadi mainan,
seperti patok lele dan laga kelatak diatas.
Secara
psikologis juga membuat anak-anak menjadi terbuka dengan lingkungannya. Tidak
menjadi anak yang introvert. Anak juga lebih bisa menyalurkan emosi-emosi yang
ada di dalam dirinya. Karena saat bermain biasanya kita berteriak, tertawa
melihat tingkah teman yang konyol.
Dari segi
fisik, juga membuat kemampuan motorik anak berkembang lebih baik. Sebagian
besar permainan, harus berlari, melompat dan bergerak kesana kemari.
Sumber: http://www.windiland.com/2012/06/permainanku-yang-paling-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar