WELCOME TO MY BLOG

Welcome To Make it simple BLOG

Minggu, 01 Januari 2017

Permainan Masa Kecil

Permainan Masa Kecil

 Masih Ingatkah banyak permainan masa kecil terutama anak tahun 90an yang sudah hampir punah ditelan oleh zaman. Anak kecil jaman sekarang sudah kebanyakan banyak memainkan gadget daripada harus keluar bermain bersama teman-teman rumah. Mungkin banyak anak-anak 90an yang menyayangkan hampir punahnya permainan saat kecil mereka yang banyak mengeluarkan keringat dan lupa waktu. Beberapa permainan tahun 90an sebelum ada gadget:



1.    Galasin

Mungkin di tempat lain namanya gobak sodor. Permainan ini cukup familiar. Bisa menampung jumlah peserta yang banyak. Tidak perlu alat bantu sama sekali, karena memang tidak menggunakan alat apapun.

Peserta terdiri dari dua grup. Grup jaga, dan grup yang main. Filosofinya permainan ini sih, pertahanan, kewaspadaan dan strategi menembus penjagaan lawan.

Cara mainnya, pertama buat dulu kotak yang cukup besar di tanah, cukup digaris pakai kayu. Tekan kayu agak keras ke tanah, biar garis yang dibuat tidak mudah hilang. Kotak tersebut kemudian dibagi menjadi enam bagian atau lebih ( tergantung jumlah pemain). Kalau mau gampang gunakan saja lapangan badminton atau lapangan bulu tangkis, biasanya kan sudah ada kotak-kotaknya, jadi lebih jelas garisnya.Masing-masing garis dijaga oleh satu orang. Anak yang berjaga digaris horizontal hanya boleh bergerak ke kiri dan ke kanan. Sedangkan anak yang berjaga di garis vertical boleh bergerrak bebas, bahkan sampai ke luar kotak yang dibuat. Jadi ini posisi yang paling berbahaya.

Aturan main, grup yang lebih dulu main harus bisa menerobos pertahanan lawan sampai keluar kotak. Pemain dianggap kalah jika ada salah satu pemain yang terkena senggol  oleh grup jaga. Jadi mesti berhati-hati dan bergerak cepat. Untuk memenangkan permainan seluruh pemaian harus lolos sampai keluar dari kotak, maka grup tersebut dinyatakan menang.

Strateginya sih., garis yang dijaga kan lumayan panjang, jadi saat masuk kotak pertama usahakan mengecoh penjaga dengan membuat ia sibuk menjaga seseorang sehingga yang lain bisa bebas lewat.  Lucunya terkadang si pemain sudah berhati-hati untuk tidak terkena senggol oleh penjaga garis horizontal namun tiba-tiba saja dia disambar oleh penjaga garis vertical yang bebas bergerak kemana pun. Ini mengajarkan kita untuk tidak boleh lengah jika sudah bebas dari sebuah rintangan.

Permainan ini bisa membuat keringat mengucur jelas. Semakin gesit si pemain semakin gampang ia memenangkan permainan.  Dulu kalau hari libur, bisa seharian saya main galasin. Pulang-pulang badan hitam karena tersengat matahari.
 
2. Kuda Tungging

Dari namanya saja sudah jelas ya permainannya, ya seperti kuda nungging. Tidak ada peralatan yang digunakan. Satu-satunya yag harus ada adalah tempat bersandar yang kokoh, usahakan bukan dinding. Biasanya dipakai tiang listrik atau pohon kelapa.

Seperti biasa, pemain dibagi menjadi dua grup, masing-masing berjumlah 4 sampai enam orang. Lebih banyak juga bisa, tapi nanti kudanya terlalu panjang. Lakukan hompimpa sebelum memulai permianan. Yang kalah bertugas menjadi kuda tungging, sedangkan yang menang  bertugas menaiki kudanya.

Jadi misalnya satu grup terdiri dari 5 orang, 4 orang akan menjadi kuda, dengan cara menunduk seperti posisi rukuk, dan berpegangan ke pinggang kuda di depannya. Kuda terdepan berpegangan ke salah satu anggota yang berdiri dan bersandar di tiang listrik atau pohon kelapa tadi, tujuannya agar kuda-kudanya kuat. Akan terbentuk formasi 4 kuda yang nungging. Yang harus diperhatikan, usahakan kepala terlindungi.

Kemudian pihak pemain yang terdisi dari 5 orang juga, harus naik ke atas kuda. Semua peserta harus naik dan bertahan di atas punggung kuda sampai salah seorang melakukan suit dengan peserta jaga yang berdiri di tiang listrik.

Nah kebayang susahnya kan. Kudanya Cuma 4, tapi yang naik harus lima orang. Strategi yang harus dipakai, si penunggang kuda pertama harus bisa melompat jauh ke depan, agar temannya yang di belakang , semua bisa naik ke atas punggung kuda. Terkadang kejadian, si penunggang pertama tidak cukup lompatannya, sehingga ia nyangkut di punggung kuda keempat. Akibatnya, empat orang teman berikutnya akan menumpuk di kuda nomor empat. Disini adu fisik terjadi. Antara kuda nomor empat yang diganduli 5 pemain, atau 5 pemain akan satu persatu jatuh, karena tumpukan yang tinggi.

Kalah-menang ditentukan oleh beberapa hal. Siapa yang menang suit dia yang menang. Atau siapa yang  jatuh dari punggung kuda maka grupnya kalah. Atau si kuda tumbang, itu juga bisa menyebabkan kekalahan.
     
Kalau saya pikir-pikir sekarang sebenarnya permainan ini bahaya banget. Karena bisa tanpa sengaja kaki penunggang kuda menendang kepala kuda.
Seingat saya, ini adalah permainan yag paling saya sukai. Karena disini benar-benar dibutuhkan strategi dan perhitungan yang matang agar seluruh pemain bisa naik di atas punggung kuda. Termasuk pemilihan siapa yang menjadi kuda dan siapa yang  bertugas berdiri di tiang listrik tanpa menjadi kuda. Tugasnya hanya melakukan suit. Nah disini beratnya, kelanjutan permainan sangat bergantung pada hasil suit. Siapa yang menang akan menjadi penunggang kuda. Sedangkan yang kalah menjadi kuda kembali. Permainan ini juga mengajarkan arti kerjasama dan saling menguatkan.

3.  Kucing dan Tikus

Sesuai namanya sudah bisa dibayangkan ya gimana permainannya. Persis seperti adegan Tom and Jerry di TV. Kejar-kejaran antara si kucing dan si tikus. 

Sekelompok anak membentuk lingkaran. Pertama si tikus berada di dalam lingkaran, sedangkan si kucing di luar. Tugasnya anak yang membentuk lingkaran adalah melindungi si tikus agar tidak dapat ditangkap kucing. Sementara si Kucing harus berusaha keras untuk emnagkap tikus. Jadi saat si tikus berada di dalam lingkaran, kucing akan berusaha menerobos masuk. Anak-anak di lingkaran akan berusaha menghalanginya dengan merapatkan lingkaran. Namun karena si kucing cerdik, suatu saat dia bisa masuk ke lingkaran. Saat itulah si tikus harus keluar dari lingkaran. Kalau tikus lagi ada di luar lingkaran, kucing harus dikurung di dalam. Namun ada kalanya karena kegesitan kucing, mereka bisa sama-sama berada di luar. Kejar-kejaran pun tak terelakkan. 

Permainan berakhir saat si tikus tertangkap oleh kucing.
Gila, ni permainan, bikin ngos-ngosan dan bikin suara hilang. Karena kita pasti teriak-teriak ‘
“Awas kus, cepet lari, aaaaaa”
“ Masuk sini masuk cepetaaan “



4. Engklek

Ini permainan perorangan. Hanya untuk dua orang anak, biasanya sih hanya anak perempuan yang memainkan permainan ini. Pertama dibuat dulu gambar di tanah dengan pola manusia. Ada kepalanya, bahu, dada, rok, dan kaki. Terdiri dari kotak-kotak.

Permainan dimulai dengan melempar gacok ( sejenis kuaci yang besar), bisa juga dengan batu. Gacok tersebut tidak boleh melewati kotak-kotak yang digambar, harus didalmnya. Kemudian si anak akan melompat-lompat dengan satu kaki, untuk mengambil gacok tersebut. Saat tiba di rok, ia boleh menapak dengan dua kaki, begitu juga dengan bagian bahu. 

Mula-mula gacok dilempar di bagian kaki, kemudian rok, dada, bahu terakhir kepala. Setelah semua berhasil dilalui, tahap berikutnya adalah, ngambil bintang. Si anak berdiri membelakangi gambar. Kemudian ia melempar gacok melewati kepala. DImana gacok tersebut jatuh, disitu menjadi bintangnya. Bagian yang sudah menjadi bintangnya, tidak boleh diinjak lawan mainnya. Sehingga semakin banyak dia mendapat bintang, lawannya akan kesulitan melalui gambar tadi. Kalau semua sudah penuh bintang, maka dilanjutkan ke bulan. Di buat lingkaran di atas kepala. Begitu seterusnya. Yang kalah adalah anak yang tidak berhasil mengambil gacoknya dan kembali keluar gambar dengan selamat.

***
Nah itulah beberapa permainan yang dulu sering saya mainkan saat kecil. Masing-masing permainan memiliki kekhasan tersendiri. Mungkin di beberapa daerah namanya bisa berbeda dengan aturan main yang berbeda pula. Disitulah enaknya, aturannya bisa dibuat suka-suka.

Dengan begitu banyaknya permainan yang sungguh seru tersebut, masa liburan sekolah terasa sebentar sekali. Setiap hari, permainan selalu berganti-ganti tergantung kesepakatan bersama. Jadi ngga ada yang namanya egois, mau menang sendiri. Lah peserta nya harus rame gitu, jadi semua harus sepakat untuk memilih permainan yang mau dilakukan.

Tapi yang pasti ada satu persamaan dari semua permaian tersebut. Sama-sama tidak butuh uang untuk memainkannya. Cukup halaman rumah dan pemain yang banyak.

Banyak hal yang bisa dipelajari dari permainan-permainan itu. Kita belajar kerja sama, kebersamaan, setia kawan, strategi, berfikir cepat.

Walaupun kelihatannya sederhana sebenarnya banyak filosofi yang bisa diambil. Contohnya saja permainan engklek, dibutuhkan strategi dan berfikir cepat untuk menentukan langkah berikutnya. Demikain juga kuda tungging, walaupun kelihatannya hanya naikin badan kawan, namun harus ada cara yang jitu agar seluruh pemain bisa berada di atas kuda.

Permainan tersebut juga melatih cara berfikir dan logika. Bisa juga membuat anak-anak menjadi kreatif dengan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya menjadi mainan, seperti patok lele dan laga kelatak diatas.

Secara psikologis juga membuat anak-anak menjadi terbuka dengan lingkungannya. Tidak menjadi anak yang introvert. Anak juga lebih bisa menyalurkan emosi-emosi yang ada di dalam dirinya. Karena saat bermain biasanya kita berteriak, tertawa melihat tingkah teman yang konyol.

Dari segi fisik, juga membuat kemampuan motorik anak berkembang lebih baik. Sebagian besar permainan, harus berlari, melompat dan bergerak kesana kemari.
 
 
Sumber: http://www.windiland.com/2012/06/permainanku-yang-paling-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar