WELCOME TO MY BLOG

Welcome To Make it simple BLOG

Senin, 16 November 2015

MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
PERKEMBANGAN BUDAYA DI TAPANULI UTARA”
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/1/19/Logo_Gunadarma.jpg
Oleh :
RIKZA HADHALA (NPM :15315999)
KELAS : 1TA03











JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERNCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberika rahmat dan karunia-NYA yang senantiasa memberikan kemudahan dalam meyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak luput bantuan dari beberapa pihak juga yaitu saya berterimakasih kepada orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan, kepada dosen saya Bapak Emilianshah Banowo selaku dosen “Ilmu Sosial Dasar” yang telah memberikan motivasi dan kesempatan kepada saya untuk mengerjakan makalah ini.Adapun makalah ini berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan tema dan judul makalah ini yaitu “Perkembangan Budaya di Tapanuli Utara”. Harapankami,makalahdapatmemberituntunankonsep yang praktisbagimereka,baikpraktisimaupunteman-temanmahasiswadalammemahamitentangvector,kamimenyadari,inimaupuncarapenyampaianmakalahinimasihjauhdarisempurna . untukitu kami iasmengembangkan saran dankritik yang bersifatmembangundariparapembaca. Akhir kata semogamkalahinidapatmemberimanfaatbagikitasemua.

Depok, 15 Oktober 2015

penulis


BAB I  Pendahuluan

A.Latar Belakang
Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik sendiri manusia dengan belajar. Hal tersebut sudah  berarti seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena  hanya sedikit tindakan mamnusia dalam masyarakat ynag tidak perlu di biasaka dengan belaar yaitu hanya beberapa tindakan naluri, beberapa reflex, beberapa tindakan akibat proses fsikologis. Cara hidup manusi dengan berbagai system tindakan tadi dijadikan sebagai obbjek penelitian dan analisis oleh ilmu Antropologi sehingga aspek belajar merupakan aspek pokok. Kata kebudayaan sendiri berasal; dari bahasa Sansekerta buddhayah yaitu bentuk jamakk dari duddhi yang berarti budi atau akal, dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal ynga bersangkutan dengan akal, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta karsa dan rasa itu. Dalam  istilah antropologi budaya perbedaan itu ditiadakan, kata budaya disini hany a dipakai sebagai suatu singkatan sajah dengan kebudayaan dengan arti yang sama.
Kata culture merupakan kata asing yang sama artinya dengan kebudayaan. Berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah, mengerjakan. Darti arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam
B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana proses terjadinya cultur universal?
b.      Apa pengaruh kebudayaan tapanuli terhadap perkembangan daerah tapanuli itu?
c.       Apakah keberdaan kebudayaan dapat menggeser eksistensi suatu kehidupan yang ada dalam masyarakat?

C.     Tujuan
a.       Mengetahui pengaruh kebudayaan terhadap eksistensi daerah tapanuli
b.      Mengidentifikasi pengaruh kebudayaan terhadap kebudayaan masyarakat tapanuli
c.       Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa.atar Belakang


BAB II
RAGAM

B. Sistem Mata Pencarian
Pertanian
Sektor pertanian, bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara sampai saat ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah sebagai penghasilnilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar penduduknya.
Hal ini ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB pada tahun 2008 masih tetap dominan yakni mencapai 55,59 persen dari total PDRB yang dihasilkan.
Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang mana memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah bagi perkembangan pembangunan kerakyatan. Pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai visi yakni “Mewujudkan Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian. “
Tanaman Bahan Makanan
Sektor pertanian, terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Sub sektor pertanian yang paling dominan yang dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam hal ini sub sektor tanaman bahan makanan mencakup tanaman padi, palawija dan hortikultura. Untuk tanaman padi dan palawija, padi memiliki luas panen terbesar seluas 28.011,00 ha. Sedangkan untuk tanaman sayuran, cabe memiliki luas panen terbesar yaitu sebesar 878 ha.
Perkebunan
Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah perkebunan rakyat, belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan. Walaupun demikian dimasa mendatang diharapkan perkebunan rakyat ini semakin berkembang.
Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara adalah tanaman kemenyan. Hal ini terlihat dari besarnya luas tanaman kemenyan yaitu seluas 16.413,50 Ha dan luas tanam terbesar ada di Kecamatan Pangaribuan seluas 5.086,50 Ha. Kemudian diikuti oleh tanaman kopi dengan luas tanam sebesar 14.909,00 Ha dengan luas tanam terbesar juga terdapat di kecamatan Pangaribuan yaitu seluas 2.878,00 Ha.





Peternakan
Pertambahan populasi ternak selama dua tahun terakhir ini tidak terlalu menunjukkan perubahan besar. Misal pada tahun 2007 populasi kerbau sebanyak 16.132 ekor bertambah menjadi 16.168 ekor selama tahun 2008.
Sedang untuk ternak kecil seperti babi, bertambah dari 32.487 ekor pada tahun 2007 menjadi 34.034 ekor pada tahun 2008 dan untuk ternak unggas seperti ayam contohnya, bertambah dari 417.999 ekor pada tahun 2007 menjadi 421.134 pada tahun 2008.
Perikanan
Daerah Kabupaten Tapanuli Utara selain memiliki Danau Toba juga terdapat kolam, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan. Namun usaha perikanan pada umumnya adalah usaha rumah tangga dalam skala kecil. Menurut sifat usahanya ada yang sudah dikelola secara budidaya dan melalui penangkapan di perairan umum. Rumah tangga budidaya ikan lokasi usahanya ada di kolam dan sawah sedangkan penangkapan ikan dilakukan di sungai, rawa dan danau.
Jumlah rumah tangga budidaya ikan pada tahun 2008 sebanyak 3.489 rumah tangga dan penangkapan ikan ada sebanyak 803 rumah tangga. Dan hasil produksi sebanyak 668,7 ton. Jumlah rumah tangga dan hasil produksi ini menunjukkan kenaikan dari tahun 2007.
Kehutanan
Kawasan hutan menurut fungsinya terdiri dari hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan lindung dan hutan konservasi. Luas kawasan hutan pada tahun 2008 di Kabupaten Tapanuli Utara tercatat 268.281,24 Ha, terdiri dari hutan produksi tetap seluas 106.354,75 Ha, hutan produksi terbatas seluas 104.135,83 Ha, hutan lindung 55.562,15 Ha dan hutan konservasi seluas 2.228,51 Ha.
Perindustrian
Dilihat dari kelompok usaha industri, kelompok usaha industri sandang dan kulit paling banyak terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sebanyak 2.243 unit dengan jumlah tenaga kerja 4.226 orang, sementara kelompok industri kimia dan bahan bangunan paling sedikit jumlahnya yaitu 157 unit dengan jumlah tenaga kerja 500 orang.
Air Minum
Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat, sehingga pemerintah selalu berupaya membangun sarana air minum. Penyediaan air minum bisa diusahakan sendiri oleh masyarakat atau perusahaan. Menurut data dari PDAM Mual Natio Tarutung pada tahun 2008, jumlah pelanggan air minum sebanyak 5.797 pelanggan. Volume air minum yang dikonsumsi pelanggan sebanyak 1.626.420 m3 dan nilai penjualan Rp. 1,911 miliar rupiah. Kategori/Pelanggan air minum dibedakan menurut golongan yaitu Golongan Sosial, Non Niaga dan Niaga Pelanggan yang terbanyak yaitu Golongan Non Niaga sebanyak 5.060 pelanggan terdiri dari 4.991 golongan rumahtangga dan 69 golongan pemerintah. Sementara Golongan Niaga sebanyak sebanyak 576 pelanggan dan Golongan Sosial sebanyak 161 pelanggan.

Jalan dan Jembatan
Jalan merupakan salah satu prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Panjang jalan di seluruh kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2008 mencapai 1.424,86 km, terdiri atas jalan jalan provinsi 223,40 km dan jalan kabupaten 1.201,46 Km. Pada tahun 2008 kondisi jalan di Kabupaten Tapanuli Utara 11,67 persen kondisinya baik, 32,80 persen kondisinya sedang, dan 55,53 persen kondisinya rusak dan rusak berat. Panjang jembatan pada tahun 2008, tercatat 1.468,45 meter jembatan yang terdiri dari jembatan provinsi 243,95 meter dan jembatan kabupaten 1.224,50 meter.

Hotel dan Pariwisata
Pembangunan sarana/ prasarana wisata mencakup hotel, akomodasi, objek wisata maupun prasarana pendukungnya. Pada tahun 2008 jumlah hotel dan akomodasi tercatat 18 hotel/akomodasi dengan 371 kamar dan 703 tempat tidur.
Pada tahun 2008, jumlah kunjungan wisata yang datang ke Tapanuli Utara sebanyak 101.982 orang terdiri dari 665 orang wisata asing dan 101.317 orang jumlah wisata domestik.

B.Teknologi dan Pendidikan
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara memamerkan alat tenun bukan mesin penghasil Ulos (selendang adat Batak) pada Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) XII di Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Proses pengerjaan tenunan Ulos dengan menggunakan alat tersebut juga ditampilkan, sehingga para pengunjung secara langsung dapat menyaksikan pembuatan kain tenun ikat khas Batak tersebut melalui peragaan yang dipraktikkan sejumlah perajin (partonun). Hingga akhirnya menghasilkan selendang adat unik yang telah menjadi identitas tidak terpisahkan dari masyarakat Tapanuli.

Di samping menampilkan alat tenun Ulos, alat-alat teknologi asli buatan masyarakat serta berbagai produk asli daerah, seperti alat pemipil jagung manual yang tidak memerlukan aliran listrik untuk keperluan keluarga, serta mesin perontok padi yang teknologinya mudah digunakan masyarakat desa, karena desainnya sangat sederhana, namun manfaatnya cukup besar. Selain itu, akan dipamerkan juga pemanfaatan batre kering (aki) yang dapat menghasilkan energi listrik berlipat ganda, hasil rakitan sejumlah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Tarutung beserta para Guru pembimbingnya.
Pendidikan
Pengembangan sumber daya manusia di Propinsi Tapanuli Utara diarahkan untuk mewujudkan manusia berakhlak, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menanam¬kan sejak dini nilai-nilai agama dan moral, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, serta pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Demikian pula, pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan, melalui peningkatan kualitas pendidikan umum,

pendidikan kejuruan, maupun pendidikan agama, serta pelayanan kesehatan dan sosial kepada masyarakat melalui peningkatan ke-tersediaan dan sebaran prasarana dan sarana dasar secara makin berkualitas dan merata.

Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas, nilai tambah, daya saing, kewiraswastaan, dan kualitas tenaga kerja, antara lain melalui kegiatan pembimbingan, pendidikan, dan pelatihan yang tepat dan efektif, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam peman-faatan, pengembangan dan penguasaan iptek, serta pelestarian fungsi lingkungan hidup. Peningkatan produktivitas tenaga kerja di propinsi ini diarahkan pada sektor industri yang memanfaatkan sumber daya alam, yakni perikanan, kehutanan, pertambangan, perkebunan, peternakan, dan pariwisata. Demikian pula industri yang berkadar sumber daya manusia dengan keterampilan dan pemanfaatan iptek yang tinggi, seperti industri rekayasa, rancang bangun dan berbagai industri peranti lunak, termasuk jasa konsul-tansi dan jasa konstruksi.

C. Organisasi Sosial dan Adat Istiadat
Berkembangnya organisasi di wilayah Tapanuli Utara tidak-lah memiliki induk yang berdasarkan atas kewilayahan atau original product yang benar-benar terlahir di tempat kelahiran, namun ada organisasi nasional yang cukup terlihat eksistensinya yakni PEMUDA PANCASILA sebagai organisasi sosial. Sedangkan untuk organisasi budaya sendiri hanya sebatas perukunan warga dan marga.

D. Bahasa
Unsure budaya bahasa dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari orang batak merupakan beberaa  logat ialah:
logat karo yang di  pakai orang karo
logat pak-pak yang di  pakai oleh orang papak
logat simalungun yang di pakai ole logat simalungun
logat toba yang di pakai oeh orang toba, angkola dan mandailing




E.Kesenian
Kesenian seni tari yaitu tari tor-tor (bersifat maagis); tari serampang duabelas (bersifat hibburan). Alat music tradisional ; goong, saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari sukku batak adalah kain ulos, kain inin selalu ditampilkan upacara perkawinan, upacara kematianpenyerahan harta, warisan, menaynbut tamu yang dihormati dan upacara menari tor-tor. Kain adat sesuai dengan system keyakinan yang di wariskan nenek moyang.

F. Pengaruh Budaya Asing Terhadap Kebudayaan Masyarakat Tapanuli
         Globalisasi dapat diartikan suatu proses mendunia atau menuju satu dunia. Peristiwa yang terjadi di dunia dapat kita saksikan secara langsung tanpa harus mendatanginya. Kata globalisasi diambil dari kata globe yang berarti bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian kata globe menjadi global yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.
Menurut sejarah kehidupan manusia, sejak zaman prasejarah samapai sekarang, terjadi perubahan yang berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Manusia pada zaman purba memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Alam dimanfaatkan secara maksimal mungkin sebagai peralatan, perkakas, dan sumber makanan. Tanah, batu, tumbuhan, dan hewan adalah kebutuhan yang di ambil dari alam.
Sekarang manusia sudah berbeda. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, terciptalah alat transportasi dan komunikasi. Hal ini memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain walaupun sangat jauh.
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di masyarakat Tapanuli Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
Dampak Positif
Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan IPTEK, memberikan manfaat yang begitu besar  bagi kehidupan manusia di dunia. Sebagai contoh masyarakat dapat memperoleh informasi secara mudah dan memiliki wawasan yang luas. Prubahan sosialpun akibat globalisasi saat ini meliputi :
1.      Makanan         :Ditandai dengan marak nya makanan-makanan instan.
2.      Pakaiaan         :Masyarakat di negara berkembang cenderung biasanya mengikuti trend perkembangan di negara maju.
3.      Perilaku           :Berupa pudarnya budaya gotong royong, hal ini mencolok pada masyarakat perkotaan.
4.      Gaya Hidup     : Gencarnya iklan mempengaruhi masyarakat untuk memiliki suatu barang yang mutakhir. Orang berlomba lomba memiliki barang baru guna meningkatkan gengsi.

Dampak Negatif
1.      Orang cenderung sangat individualis
2.      Masuknya budaya asing tidak sesuai dengan budaya bangsa
3.      Budaya konsumtif
4.      Sarana hiburan yang melalaikan dan membuat malas
5.      Budaya permisif
6.      Menurunnya ikatan rohani
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.        Kesimpulan
Daerah Tapanuli Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri atas beberapa suku serta penduduk pendatang seperti Minang, Jawa dan Aceh yang membawa budaya serta adat-istiadatnya sendiri-sendiri. Daerah ini memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor pariwisata, baik wisata alam, budaya, maupun sejarah
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Tapanuli Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah tersebut.
Tak ada satu pun bangsa dan negara yang mampu menolak kebudayaan. kebudayaan haruslah dihadapi sebagai kenyataan yang harus diterima dan  harus dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat karena kebudayaan meruupakan jati diri bangsa maupun jati diri daerah tersebut. kebudayaan tidak hanya terjadi di bidang ekonomi, melainkan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu social, politik, teknologi, lingkungan, budaya, dan sebagainya.Teknologi informasi banyak sekali berperan di hampir seluruh aspek kehidupan kita sekarang ini. Perkembangan sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan, di bandingkan dengan perkembangan sektor teknologi lainnya. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya.
Kita sebagai pelajar harus mempersiapkan diri kita, agar kita tidak di sebut sebagai pealajar Indonesia yang gagap akan teknologi. Dan tentunya hal tersebut memerlukan perjuangan yang keras untuk dapat menguasainya. Karena siap atau tidak siap semuanya sudah ada di depan mata kita. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni/kebudayaan tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena seenarnya kebudayaan itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.





B.        Saran

Dilihat dari suku yang ada saja sudah menunjukkan betapa majemuk nya bangsa Indonesia. Tetapi tidak seharusnya kemajemukan atau perbedaan yang ada menjadi halangan untuk mewujudkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia itu seharusnya menjadi suatu kebanggaan bagi kita sebagai warga Negara Indonesia, dengan tetap mempertahankan kebudayaan yang sudah ada menjadi cambuk untuk menumbuhkan rasa dan semangat nasionalisme. Disamping itu pula pemerintah pusat perlu memperhatikan serta mengembang kan potensi yang dimiliki oleh tempat dimana saya dilaharikan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar