Mengurangi
keretakan tanah akibat tanah expansif
Rikza
Hadhala
15315999
Jurusan
Teknik Sipil
Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
1.
Pendahuluan
1.1.
Latar
Belakang
Setiap bangunan sipil seperti
gedung, jembatan, jalan raya, terowongan,
menara,
dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat
mendukungnya.
Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk
mendefinisikan
suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang
bangunan
dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper structure) ke
lapisan
tanah yang cukup kuat daya dukungnya, untuk itupondasi bangunan harus
diperhitungkan
agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri,
beban
– beban yang bekerja, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi
dan
lain – lain. Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah tidak
efektifnya
penggunaan pondasi karena pengaruh dan perilaku berbagai jenis tanah
yang dapat menyebabkan
kerusakan bangunan di atasnya. Di Indonesia terdapat
bermacam-macam jenis
tanah, salah satunya adalah tanah ekspansif. Tanah
ekspansif banyak ditemukan
di daerah yang memiliki iklim ekstrim, apabila
musim kemarau sangat
panas, dan apabila musim penghujan, hujan akan turun
terus-menerus. Hal ini
dapat mengakibatkan tanah ekspansif mengalami kembang
susut yang berlebih.
Tanah jenis ini akan menyebabkan kerusakan bangunan yang
ada di atasnya. Jenis
kerusakan terjadi pada saat tanah mengalami kembang susut
tinggi yang disebabkan
oleh pengaruh kadar air. Contoh kerusakan yang disebabkan
tanah ekspansif antara
lain bangunan akan mengalami kegagalan seperti retak
pada dinding, struktur
bangunan turun salah satu sisi atau mengalami penurunan
seragam yang
signifikan,retak pada plat lantai, patah pada gorong-gorong, retak
atau amblasnya jalan, dan
terjadi pergeseran tanah pada bidang yang dipaksakan
oleh beban. Hal ini
disebabkan dalam perancangan pondasi
harus memperhatikan sifat
tanah, jenis tanah, dan karakteristik tanah ekspansif
yang dipengaruhi mineral montmorilonite,
illite, dan kaolinite yang dapat
mengembangkan tanah dan
mempengaruhi kuat geser tanah. Hal ini disebabkan dalam perancangan pondasi harus
memperhatikan sifat tanah, jenis tanah, dan karakteristik tanah ekspansif yang
dipengaruhi mineral montmorilonite, illite, dan kaolinite yang dapat
mengembangkan tanah dan
mempengaruhi kuat geser tanah. Keruntuhan geser
(Shear Failure)
dalam tanah adalah akibat gerak relatif antara butirnya, bukan
karena butirnya hancur.
Oleh sebab itu kekuatan tanah bergantung kepada gaya gaya
yang bekerja antara
butirnya. Kekuatan geser tanah dapat dianggap terdiri
dari dua bagian :
1. Bagian yang bersifat kohesi
yang bergantung kepada jenis tanah dan
kepadatan butirnya.
2. Bagian yang mempunyai
sifat gesekan (Frictional) yang sebanding
dengan tegangan efektif
yang bekerja pada bidang geser.
1.2.
Ruang
Lingkup Masalah
Penulisan
ini dilakukan untuk mengurangi keretakan tanah di pembangunan di Indonesia akibat
Tanah expansif yang bisa merugikan orang lain. Penulisan tugas ini mengacu
kepada beberapa aspek yaitu:
1.
Bagaimana cara mengurangi keretakan tanah
expansif tersebut?
2.
Adakah cara atau metode untuk
menanggulangi jika tanah sudah terjadi keretakan akibat tanah expansif?
3.
Apakah ada kandungan tanah lain yang bisa
dicampur untuk menahan tanah dari
keretakan akibat tanah expansif?
1.3.
Tujuan
Penulisan bertujuan untuk:
1.
Mengurangi keretakan tanah akibat
tanahbexpansif yang bisa merugikan masyarakat sendiri
2.
Membuat tanah bisa dibangun pembangunan
dengan beban maksimal tanpa ada keretakan