Dynamic Programming
1. Definisi System Dynamic
Programming
Dynamic programming problems adalah
masalah multi tahap(multistage) dimana keputusan dibuat secara berurutan (in
sequence).
Pemrograman dinamis (dynamic programming)
adalah metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi
sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian rupa sehingga solusi
dari permasalahan ini dapat dipandang dari serangkaian keputusan-keputusan kecil
yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Penyelesaian persoalan dengan
pemrograman dinamis ini akan menghasilkan sejumlah berhingga pilihan yang
mungkin dipilih, lalu solusi pada setiap tahap-tahap yang dibangun dari solusi
pada tahap sebelumnya, dan dengan metode ini kita menggunakan persyaratan
optimasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus
dipertimbangkan pada suatu tahap.
2.
Capital
Budgeting
Capital Budgeting
adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang
konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital
Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting
long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”.
Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari
pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang.
Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital
Budgeting involves the entire process of planning whose returns are expected to
extend beyond one year”.
Contoh
Penyelesaian Capital Budgetting :
PT ABC berniat membangun sebuah ruko, dengan investasi
awal Rp 1.500.000.000, menginginkan tingkat pengembalian 10% (required rate of
return) .berikut adalah arus kas bersih yang diperkirakan akan diterima dari
pembangunan ruko:
Tahun
|
Arus kas bersih masuk
|
1
|
500.000.000
|
2
|
600.000.000
|
3
|
800.000.000
|
4
|
900.000.000
|
5
|
100.000.000
|
Hitunglah mengguakan metode payback
period dan net present value
a.
Payback
period
Tahun
|
Arus kas bersih
|
Arus kas kumulatif
|
Investasi yang belum tertutupi sampai akhir tahun
|
0
|
1.500.000.000
|
||
1
|
500.000.000
|
500.000.000
|
1.000.000.000
|
2
|
600.000.000
|
1.100.000.000
|
400.000.000
|
3
|
800.000.000
|
1.900.000.000
|
0
|
4
|
900.000.000
|
2.800.000.000
|
0
|
5
|
100.000.000
|
2.900.000.000
|
0
|
Payback period terjadi setelah tahun ke 2, tetapi
seelum tahun ke 3 berakhir, jadi:
Payback period = 2 tahun + (400.000.000/800.000.000) x
1 tahun
= 2 tahun + 0,5 tahun
= 2,5 tahun
b.
Net present
value (NPV)
Uang
memiliki dimensi nilai waktu (time value of money), misal uang yang kita terima
Rp1.000.000 sekarang tidak akan sama dengan satu tahun kemudian, hal ini
terjadi Karena konsep buga majemuk dan inflasi. Dalam metode ini seluruh arus
kas bersih yang diterim akan dihitung saat investasi awal dikeluarkan dengan
mgnggunakan disconto tertentu.
Rumus
present
value =
Tahun ke
|
Nilai present value
|
Hasil
|
1
|
0,9091
|
|
2
|
0,8264
|
|
3
|
0,7513
|
|
4
|
0,6830
|
|
5
|
0,6209
|
Tahun
ke
|
Arus kas bersih
|
PV,10%
|
NPV dari kas bersih
(arus kas bersih x PV,10%)
|
1
|
500.000.000
|
0,9091
|
454.550.000
|
2
|
600.000.000
|
0,8264
|
495.840.000
|
3
|
800.000.000
|
0,7513
|
601.040.000
|
4
|
900.000.000
|
0,6830
|
614.700.000
|
5
|
100.000.000
|
0,6209
|
62.090.000
|
Total NPV
|
2.228.220.000
|
||
Investasi
awal
|
1.500.000.000
|
||
NPV dari
Proyek
|
728.220.000
|
Kegiatan
dari membangun ruko memiliki NPV positif sehingga layak dijalankan, karena NPV
> 0
3.
Pengendalian
Persediaan
Pengendalian
persediaan adalah merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu
perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang diambil sehingga kebutuhan akan
bahan untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan
resiko yang sekecil mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock)
merupakan pemborosan karena menyebabkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna penyimpanan dan
pemeliharaan selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga persediaan yang
terlalu besar berarti terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak
berputar. Begitu juga sebaliknya kekurangan persediaan (out of stock) dapat
menganggu kelancaran proses produksi sehingga ketepatan waktu pengiriman
sebagaimana telah ditetapkan oleh pelanggan tidak terpenuhi yang ada sehingga
pelanggan lari ke perusahaan lain. Singkatnya pengendalian persediaan merupakan
usaha-usaha penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi
sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi kekurangan bahan serta dapat
diperoleh biaya persediaan yang sekecil-kecilnya.
Pengendalian persediaan menurut Sofjan Assauri
(2004:176) adalah salah satau kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang
bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan
tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu,
jumlah, kualitas maupun biayanya.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:333)
pengendalian adalah fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan
fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam persediaan
aktiva lancar.
Untuk menentukan pengendalian persediaan maka harus
memenuhi persyaratan-persyaratan menurut Sofjan Assauri (2004:176) adalah
sebagai berikut.
a)
Terdapatnya
gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat bahan atau barang
yang tetap dan identifikasi bahan atau barang tertentu.
b)
Sentralisasi
kekuasaan dan tanggung jawab pada satu orang dapat dipercaya terutama penjaga
gudang.
c)
Suatu system pencatatan dan pemeriksaan atas
penerimaan bahan atau barang.
d)
Pengawasan
mutlak atas pengeluaran bahan atau barang.
e)
Pencatatan
yang cukup teliti yang menunjukan jumlah yang dipesan yang dibagikan atau
dikeluarkan dan yang tersedia dalam gudang.
f)
Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam
persediaan secara langsung.
g)
Perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang
telah dikeluarkan. Barang-barang yang telah lama dalam gudang dan barang
–barang yang sudah usang dan ketinggalan zaman.
h)
Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan
rutin
Dalam suatu pengendalian persediaan yang dijalankan
oleh suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu,pengendalian
persediaan yang dijalankan untuk memelihara terdapatnya keseimbangan antara
kerugian-kerugian serta penghematan dengan adanya suatu tingkat persediaan
tertentu. Dan besarnya biaya dan modal yang dibutuhkan untuk mengadakan
persediaan tersebut. Tujuan pengendalian persediaan secara terinci dapatlah
dinyatakan sebagai usaha untuk menurut Sofjan Assauri (2004:177):
a)
Menjaga
jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan
terhentinya kegiatan produksi.
b)
Menjaga agar
supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau
berlebih-lebihan.
c)
Menjaga agar
pembelian secara kecil-kecilan dapat dihinari karena ini akan berakibat biaya
pemesanan terlalu besar.
Sumber: