WELCOME TO MY BLOG

Welcome To Make it simple BLOG

Jumat, 29 September 2017

Tugas Penulisan dan Presentasi



Mengurangi keretakan tanah akibat tanah expansif

Rikza Hadhala
15315999

Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

1.               Pendahuluan
1.1.         Latar Belakang

Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan,
menara, dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat
mendukungnya. Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk
mendefinisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang
bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper structure) ke
lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya, untuk itupondasi bangunan harus
diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri,
beban – beban yang bekerja, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi
dan lain – lain. Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah tidak
efektifnya penggunaan pondasi karena pengaruh dan perilaku berbagai jenis tanah
yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan di atasnya. Di Indonesia terdapat
bermacam-macam jenis tanah, salah satunya adalah tanah ekspansif. Tanah
ekspansif banyak ditemukan di daerah yang memiliki iklim ekstrim, apabila
musim kemarau sangat panas, dan apabila musim penghujan, hujan akan turun
terus-menerus. Hal ini dapat mengakibatkan tanah ekspansif mengalami kembang
susut yang berlebih. Tanah jenis ini akan menyebabkan kerusakan bangunan yang
ada di atasnya. Jenis kerusakan terjadi pada saat tanah mengalami kembang susut
tinggi yang disebabkan oleh pengaruh kadar air. Contoh kerusakan yang disebabkan
tanah ekspansif antara lain bangunan akan mengalami kegagalan seperti retak
pada dinding, struktur bangunan turun salah satu sisi atau mengalami penurunan
seragam yang signifikan,retak pada plat lantai, patah pada gorong-gorong, retak
atau amblasnya jalan, dan terjadi pergeseran tanah pada bidang yang dipaksakan
oleh beban. Hal ini disebabkan dalam perancangan pondasi
harus memperhatikan sifat tanah, jenis tanah, dan karakteristik tanah ekspansif
yang dipengaruhi mineral montmorilonite, illite, dan kaolinite yang dapat
mengembangkan tanah dan mempengaruhi kuat geser tanah. Hal ini disebabkan dalam perancangan pondasi harus memperhatikan sifat tanah, jenis tanah, dan karakteristik tanah ekspansif yang dipengaruhi mineral montmorilonite, illite, dan kaolinite yang dapat
mengembangkan tanah dan mempengaruhi kuat geser tanah. Keruntuhan geser
(Shear Failure) dalam tanah adalah akibat gerak relatif antara butirnya, bukan
karena butirnya hancur. Oleh sebab itu kekuatan tanah bergantung kepada gaya gaya
yang bekerja antara butirnya. Kekuatan geser tanah dapat dianggap terdiri
dari dua bagian :
1. Bagian yang bersifat kohesi yang bergantung kepada jenis tanah dan
kepadatan butirnya.
2. Bagian yang mempunyai sifat gesekan (Frictional) yang sebanding
dengan tegangan efektif yang bekerja pada bidang geser.

1.2.         Ruang Lingkup Masalah
Penulisan ini dilakukan untuk mengurangi keretakan tanah di pembangunan di Indonesia akibat Tanah expansif yang bisa merugikan orang lain. Penulisan tugas ini mengacu kepada beberapa aspek yaitu:
1.                Bagaimana cara mengurangi keretakan tanah expansif tersebut?
2.                Adakah cara atau metode untuk menanggulangi jika tanah sudah terjadi keretakan akibat tanah expansif?
3.                Apakah ada kandungan tanah lain yang bisa dicampur untuk  menahan tanah dari keretakan akibat tanah expansif?

1.3.         Tujuan
Penulisan bertujuan untuk:
1.                Mengurangi keretakan tanah akibat tanahbexpansif yang bisa merugikan masyarakat sendiri
2.                Membuat tanah bisa dibangun pembangunan dengan beban maksimal tanpa ada keretakan

Selasa, 11 Juli 2017

Dynamic Programming



Dynamic Programming
1.      Definisi System Dynamic Programming
Dynamic programming problems adalah masalah multi tahap(multistage) dimana keputusan dibuat secara berurutan (in sequence).
Pemrograman dinamis (dynamic programming) adalah metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian rupa sehingga solusi dari permasalahan ini dapat dipandang dari serangkaian keputusan-keputusan kecil yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Penyelesaian persoalan dengan pemrograman dinamis ini akan menghasilkan sejumlah berhingga pilihan yang mungkin dipilih, lalu solusi pada setiap tahap-tahap yang dibangun dari solusi pada tahap sebelumnya, dan dengan metode ini kita menggunakan persyaratan optimasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap.

2.        Capital Budgeting
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting involves the entire process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”.
Contoh Penyelesaian Capital Budgetting :

PT ABC berniat membangun sebuah ruko, dengan investasi awal Rp 1.500.000.000, menginginkan tingkat pengembalian 10% (required rate of return) .berikut adalah arus kas bersih yang diperkirakan akan diterima dari pembangunan ruko:
Tahun
Arus kas bersih masuk
1
500.000.000
2
600.000.000
3
800.000.000
4
900.000.000
5
100.000.000
                                                
Hitunglah mengguakan metode payback period dan net present value
a.              Payback period
Tahun
Arus kas bersih
Arus kas kumulatif
Investasi yang belum tertutupi sampai akhir tahun
0


1.500.000.000
1
500.000.000
500.000.000
1.000.000.000
2
600.000.000
1.100.000.000
400.000.000
3
800.000.000
1.900.000.000
0
4
900.000.000
2.800.000.000
0
5
100.000.000
2.900.000.000
0

Payback period terjadi setelah tahun ke 2, tetapi seelum tahun ke 3 berakhir, jadi:
Payback period    = 2 tahun + (400.000.000/800.000.000) x 1 tahun
                                      = 2 tahun + 0,5 tahun
                                      = 2,5 tahun

b.             Net present value (NPV)
Uang memiliki dimensi nilai waktu (time value of money), misal uang yang kita terima Rp1.000.000 sekarang tidak akan sama dengan satu tahun kemudian, hal ini terjadi Karena konsep buga majemuk dan inflasi. Dalam metode ini seluruh arus kas bersih yang diterim akan dihitung saat investasi awal dikeluarkan dengan mgnggunakan disconto tertentu.



Rumus present value     =                             
Tahun ke
Nilai present value
Hasil
1

0,9091
2

0,8264
3

0,7513
4

0,6830
5

0,6209

Tahun
ke
Arus kas bersih
PV,10%
NPV dari kas bersih
(arus kas bersih x  PV,10%)
1
500.000.000
0,9091
454.550.000
2
600.000.000
0,8264
495.840.000
3
800.000.000
0,7513
601.040.000
4
900.000.000
0,6830
614.700.000
5
100.000.000
0,6209
62.090.000
Total NPV
2.228.220.000
Investasi awal
1.500.000.000
NPV dari Proyek
728.220.000

Kegiatan dari membangun ruko memiliki NPV positif sehingga layak dijalankan, karena NPV > 0

3.             Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang diambil sehingga kebutuhan akan bahan untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan resiko yang sekecil mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan karena menyebabkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna penyimpanan dan pemeliharaan selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga persediaan yang terlalu besar berarti terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak berputar. Begitu juga sebaliknya kekurangan persediaan (out of stock) dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah ditetapkan oleh pelanggan tidak terpenuhi yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan lain. Singkatnya pengendalian persediaan merupakan usaha-usaha penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi kekurangan bahan serta dapat diperoleh biaya persediaan yang sekecil-kecilnya.
Pengendalian persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:176) adalah salah satau kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:333) pengendalian adalah fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam persediaan aktiva lancar.
Untuk menentukan pengendalian persediaan maka harus memenuhi persyaratan-persyaratan menurut Sofjan Assauri (2004:176) adalah sebagai berikut.
a)        Terdapatnya gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat bahan atau barang yang tetap dan identifikasi bahan atau barang tertentu.
b)        Sentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab pada satu orang dapat dipercaya terutama penjaga gudang.
c)         Suatu system pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan atau barang.
d)        Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan atau barang.
e)        Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukan jumlah yang dipesan yang dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia dalam gudang.
f)          Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaan secara langsung.
g)         Perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan. Barang-barang yang telah lama dalam gudang dan barang –barang yang sudah usang dan ketinggalan zaman.
h)         Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin

Dalam suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu,pengendalian persediaan yang dijalankan untuk memelihara terdapatnya keseimbangan antara kerugian-kerugian serta penghematan dengan adanya suatu tingkat persediaan tertentu. Dan besarnya biaya dan modal yang dibutuhkan untuk mengadakan persediaan tersebut. Tujuan pengendalian persediaan secara terinci dapatlah dinyatakan sebagai usaha untuk menurut Sofjan Assauri (2004:177):
a)        Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
b)        Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebih-lebihan.
c)        Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihinari karena ini akan berakibat biaya pemesanan terlalu besar.


Sumber: